Cerita Pendek : Sebelum Magrib Datang

Dalam rumah sederhana yang berisikan perabotan dapur serta alat musik dan speaker aktif yang sudah lusuh, berbincanglah Sumi dan Amron perihal betapa takutnya Sumi jika harus tinggal di kebun sawit milik mereka. Seperti yang Sumi pernah ceritakan kepada Amron sebelum mereka berdua menikah. Bahwasannya sejak Sumi kecil sampai dewasa ia tidak pernah diizinkan oleh ayahnya untuk pergi ketempat-tempat wisata ekstrim seperti gunung, pulau bahkan sekecil piknik ke hutan pinus. Hal itulah yang membuat Sumi takut, sampai-sampai ketakutannya itu membuat Sumi menjadi banyak bertanya. 

Sumi : "bagaimana nanti kalau ada ular, kalajengking, laba-laba, juga babi hutan?"

Amron : "tenang saja kita kan punya si rambo (anjing) yang akan ikut ketika kita memupuk bibit di sekitaran kebun. Bahkan si rambo akan selalu bersiaga ketika kita tidur."


Begitulah Amron meyakinkan Sumi. Akan tetapi itu belum cukup untuk Sumi.


Sumi : "lalu, di mana aku tidur?"

Amron : "kita tidur di sopo (rumah panggung). Nanti kalau malam kamu tidur di kamar atas saja, biar kamu nyenyak dan tidak memikirkan perihal serangga."

Sumi : "aku tidur di kamar atas sendiri? kamu di bawah? kalau gitu aku gamau."

Amron : "ya aku sama kamulah. Dan nanti kalau kamu ingin buang air malam hari, kamu banguni aku saja, biar aku yang jagain kamu ke sungai!"


Di tengah-tengah perbincangan adzan magrib berkumandang. Sumi dan Amron menghentikan perbicangan mereka lalu kembali sibuk dengan ponsel mereka berdua. Amron dengan menonton konten politik dan tuttorial sound musik sedangkan Sumi dengan facebook dan sinetron yang melejit tahun ini.



Selesai.


Begitulah cerita pendek yang berjudul : Sebelum Magrib Datang.

Terima kasih yang sudah membaca, semoga terhibur dan maaf bila ada salah kata.

Komentar